1. Kebutuhan dan perhatian pada Ekonomi Pembangunan
Pembangunan ekonomi menduduki peran yang sangat penting bagi Negara-negara di seluruh dunia, terutama setelah berakhirnya perang dunia ke-2. Pergeseran prioritas dari kekuatan di bidang militer menjadi kekuatan di bidang ekonomi menjadi pilihan yang tidak dapat di hindari saat ini. Berkaitan dengan perhatian di bidang ekonomi, berkembang disiplin ilmu yang merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang membahas masalah-masalah pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang dianggap sebagai terbatasnya perhatian terhadap ekonomi pembangunan. Yang pertama ialah kenyataan bahwa pada masa perang dunia ke-2 banyak dari Negara-negara berkembang yang sekarang ini masih merupakan Negara jajahan. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan di Negara-negara jajahan sangat terbatas sekali dan pada umumnya bertujuan untuk menciptakan pasar bagi hasil-hasil industri yang berada di Negara-negara penjajah atau untuk menyediakan bahan-bahan mentah yang diperlukan oleh industri-industri tersebut. Faktor keduanya adalah karena di lingkungan para ahli ekonomi pun penelitian dan analisa mengenai masalah-masalah ini masih sangat terbatas.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dipandang sebagai penyebab dari bertambah luasnya perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi di Negara-negara berkembang. Yang terpenting, hal tersebut merupakan akibat dari berkembangnya cita-cita Negara yang baru mencapai keemerdekaan untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari Negara-negara maju.
2. Cakupan Bahasan Ekonomi Pembangunan
Analisa ekonomi pembangunan atau lebih dikenal sebagai ekonomi pembangunan, merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus membahas mengenai masalah-masalah pembangunan di Negara-negara berkembang. Tujuan dari analisisnya adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan, atau pembangunan yang lambat di Negara-negara yang berkembang dan selanjutnya mengemukakan cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat memperlaju jalannya pembangunan ekonomi di Negara-negara yang sedang berkembang.
3. Evolusi Makna Pembangunan
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada GDP atau PDB suatu negara. Makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota .
Namun, muncul sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
4. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi mengandung pengertian sebuah upaya yang dilakukan oleh suatu Negara dengan tujuan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi. Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang mendorong Gross National Product (GNP) perkapita / pendapatan masyarakat naik dalam periode waktu yang panjang.
Dari definisi ini terkandung tiga unsur pnting dari pembangunan ekonomi, yaitu :
1. Pembangunan ekonomi mengandung suatu proses perubahan terus-menerus,
2. Pembangunan ekonomi berupaya untuk meningkatkan pndapatan perkapita / GNP perkapita masyarakat,
3. Upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita tersebut harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
Konsep penting lain yang dibahas dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Konsep ini menekankan pada proses kenaikan GNP / GDP tanpa memperhatikan kondisi pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi. Apabila pertumbuhan penduduknya ternyata melampaui pertumbuhan ekonomi, maka yang terjadi adalah penurunan GNP/GDP perkapita yang akan mengindikasikan telah terjadi adanya penurunan kesejahteraan. Namun secara umum, kedua konsep tersebut mempunyai makna yang sama, karena kedua istilah tersebut berorientasi pada kenaikan GNP/GDP.
5. Sekilas Tentang Negara Berkembang
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai berikut :
1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang umumnya lebih tinggi dua hingga empat kali lipat dari negara maju. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan dan budaya di negara berkembang yang berbeda dengan di negara maju. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak masalah di masa depan yang berkaitan dengan makanan, rumah, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Tingkat Pengangguran Tinggi
Akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada kesempatan lapangan kerja yang tersedia dan tungkat pertumbuhan keduanya yang tidak seimbang dari waktu ke waktu.
3. Tingkat Produktivitas Rendah
Jumlah faktor produksi yang terbatas yang tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksinya.
4. Kualitas Hidup Rendah
Akibat rendahnya tingkat penghasilan, masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll. Banyak yang kekurangan gizi, tidak bisa baca tulis, rentan terkena penyakit, dan lain sebagainya.
5. Ketergantungan Pada Sektor Pertanian / Primer
Umumnya masyakat adalah bermata pencaharian petani dengan ketergantungan yang tinggi akan hasil sektor pertanian.
6. Pasar & Informasi Tidak Sempurna
Kondisi perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi sehingga masih dikuasai oleh usaha monopoli, oligopoli, monopsoni dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya dikuasai oleh sekelompok orang saja
7. Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi
Perbandingan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja dengan penduduk non angkatan kerja di negara sedang berkembang nilainya berbeda dengan dengan di negara maju. Dengan demikian di negara maju penduduk yang berada dalam usia nonproduktif lebih banyak bergantung pada yang masuk angkatan kerja.
8. Ketergantungan Tinggi Pada Perekonomian Eksternal Yang Rentan
Negara berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.
Sumber :
Buku 'Ekonomi Pembangunan'
Penulis : Hadi Prayitno dan Budi Santosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar